Cara Mudah Membangun Keluarga Harmonis
Tuhan beserta alam dan seluruh ciptaannya telah memberikan beragam model kehidupan yang dapat dijadikan pelajaran bagi manusia. Termasuk dalam kehidupan perkawinan. Untuk membangun keluarga yang bahagia, tak ada salahnya bila kita belajar dari alam dengan banyak mengamati dan mengambil manfaatnya.
Setiap orang yang akan memasuki kehidupan rumah tangga harus siap untuk meninggalkan kehidupan individualnya. Proses kedewasaan dan kematangan pribadinya yang telah dilaluinya dari sejak bayi, harus diuji melalui tahapan lanjutan yang disebut perkawinan.
Pernikahan adalah pintu untuk memasuki kehidupan rumah tangga dan membangun keluarga harmonis. Pernikahan bukan lah sekedar sebuah ikatan seremonial tentang kewajiban sosial atau agama agar terhindar dari cemooh atau sorotan minor masyarakat.
Pernikahan juga bukan sekedar ikrar atau pernyataan kepada masyarakat bahwa mereka telah menjadi suami-istri dan berhak memenuhi kebutuhan bilogisnya secara syah dan aman. Pernikahan juga bukan sekadar sebuah kewajiban yang mesti dilakukan tanpa persiapan dan kematangan psikis yang benar-benar siap dari pasangan yang menjalaninya.
Pernikahan, sebenarnya, lebih merupakan perwujudan harapan untuk membangun kehidupan keluarga harmonis yang lengkap dan bahagia. Oleh karena itu rumah tangga perlu dibangun sebagai sebuah upaya yang terencana, matang, dan sistematis dalam memberikan suasana, lingkungan, dan pengaruh yang edukatif untuk menghasilkan generasi baru yang bermoral dan berkualitas.
Dari generasi berkualitas yang dihasilkan masing-masing keluarga harmonis yang berkualitas pula inilah maka diharapkan akan terbangun sebuah bangsa yang berkualitas pula. Dan dari bangsa yang maju dan berkualitas ini pula dapat diharapkan terwujud sebuah peradaban yang lebih baik pula.
Efek Keluarga Harmonis
Lebih dari itu, sebuah keluarga harmonis merupakan sebuah sistem yang utuh. Rumah tangga bukan merupakan kumpulan dari bagian-bagian yang bernama suami, istri, dan anak-anak. Sebagai sebuah sistem, rumah tangga hanya bisa dibedakan tetapi tidak bisa bergerak secara sendiri-sendiri tanpa memberikan pengaruh terhadap bagian yang lain. Fungsi, peran, dan eksistensi masing-masing berada dalam keutuhan fungsi dan peran di rumahtangga.
Tidak sedikit kasus perselisihan rumah tangga yang berhubungan dengan rendahnya kesadaran terhadap eksistensi keutuhan ini. Mereka beranggapan bahwa rumahtangga tidak lain adalah berkumpulnya dua orang berlainan jenis untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu.
Tujuan ini pun kebanyakan yang bersifat materi dan permukaan, seperti untuk memenuhi kebutuhan biologis, kecukupan ekonomi, dan mempunyai anak. Sedangkan aspek yang bersifat psikologis dan spiritual jarang terungkap. Inilah pentingnya kita belajar dari alam untuk membangun harmoni perkawinan guna terwujudnya sebuah keluarga harmonis.